TANJUNG, kontrasonline.com – Puluhan ibu rumah tangga terlihat antusias mengikuti pelatihan tata boga yang dilaksanakan di kelurahan Pembataan kecamatan Murung Pudak, Kamis (24/11).
Pelatihan yang mengajarkan keterampilan membuat berbagai macam kue kering dan kue basah ini diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Selatan bersama Dinas Tenaga Kerja setempat menggandeng kelurahan Pembataan.
Lurah Pembataan, Muhammad Rijani menuturkan kegiatan ini melibatkan masyarakat terkhusus ibu rumah tangga di wilayahnya.
“Ada 20 peserta, pesertanya ibu rumah tangga di kelurahan Pembataan” tuturnya kepada kontrasonline.com saat ditemui di kantor kelurahan.
Rijani menyebutkan pelatihan tata boga sudah berlangsung dari beberapa hari lalu.
“Kegiatannya selama tiga hari, dimulai hari Selasa tadi dan hari ini penutupan” sebutnya.
Ia menerangkan pelatihan ini dilaksanakan untuk memberikan keterampilan bagi ibu-ibu rumah tangga di wilayahnya.
“Ini untuk meningkatkan keterampilan warga kita, ibu-ibu yang belum mempunyai keterampilan bisa mendapatkan pengalaman baru dan yang sudah mempunyai skill bisa meningkatkannya lagi” terangnya.
Ia pun menjelaskan ada sejumlah narasumber yang memberikan pembelajaran membuat berbagai macam kue.
“Ada 10 macam olahan kue yang dilatih baik kue kering seperti nastar dan kue basah” jelas Rijani.
Rijani menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan selain memberi keterampilan juga dapat meningkatkan perekonomian warganya.
“Selepas kegiatan ini kita harapkan warga bisa membuat usaha sehingga bisa meningkatkan perekonomian rumah tangganya” ujarnya.
Ia pun berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti disini dan terus dilanjutkan baik dari kabupaten maupun provinsi.
“Kita harap kegiatan seperti ini berlanjut, jadi warga bisa kembali meningkatkan kembali kemampuannya” harapnya.
Ia juga menginginkan Disnaker setempat dapat memfasilitasi tempat untuk warganya bisa berkreasi menyalurkan keterampilannya.
“Harapan saya ada satu tempat seperti workshop untuk berkarya bagi ibu-ibu, jadi alat itu tidak dibawa kemana-mana tinggal ibu-ibunya yang datang ke tempat itu untuk membuat produk” pintanya.
Melalui berbagai pelatihan keterampilan yang digelar beberapa kali ini, Ia juga mengharapkan warganya bisa menciptakan produk khas Pembataan.
“Mereka bisa menciptakan produk khusus atau khas Pembataan, misalnya seperti amplang tapi warna merah bata menyerupai warna batu bata jadi ini khas Pembataan, untuk bahan pewarna yang alami seperti wortel dan lainnya” harapnya.
“Ini juga kita persiapkan untuk menghadapi IKN, jadi saat kawasan IKN mulai menggeliat kita sudah mempunyai produk makanan ringan khas Pembataan yang bisa kita pasarkan” pungkas Rijani. (Can)